Minggu, 17 April 2016

KIE "KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI DALAM PELAYANAN KB"

KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI DALAM PELAYANAN KB



1. DEFINISI KIE
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran komunikasi kpd penerima pesan u/ mendapatkan efek.
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy (pesan yang disampaikan).
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.

2. TUJUAN KIE
Tujuan dilaksanakannya Program KIE, yaitu :
· Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru.
· Membina kelestarian peserta KB
· Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
· Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.

3. JENIS-JENIS KEGIATAN DALAM KIE
a. KIE Individu : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB.
b. KIE Kelompok : Suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang)
c. KIE Massa : Suatu proses KIE tentang program KB yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.

4. PRINSIP LANGKAH KIE
· Pemantapan kelestarian ber_KB dengan metode kontrasepsi efektif terpilih.
· Mengarahkan gerakan KB nasional kepada gerakan yang menuntut partisipasi dari seluruh masyarakat.
· Menumbuhkan lingkungan yang mendukung terhadap peningkatan penggunaan kontrasepsi.
· Meningkatkan kualitas pelayanan KIE melalui analisa sasaran yang semakin tajam ,kesepakatan pengelola program, perkembangan isi pesan yang berkaitan dengan reproduksi sehat.
Menurut Media yang digunakan ,kegiatan KIE dapat diperincikan sbb:
Ø Radio
Ø Televisi
Ø Pers/Surat kabar
Ø Film
Ø Mobil Unit Penerangan
Ø Penerbitan/Publikasi
Ø Kegiatan Promosi
Ø Pameran
Langkah-Langkah yang diLakukan sbb:
v Menentukan sasaran
v Srategi
v Isi pesan
v Indikator Keberhasilan
v Waktu
v Tempat
Beberapa tahap dalam proses penerimaan atau penolakan seseorang terhadap keluarga berencana dalam kegiatan penerangan dan motivasi Keluarga Berencana adalah sbb:
ü Tahu Secara Sepintas (awarenest)
Individu mengetahui adanya KB ,tetapi ia belum mempunyai informasi yang mendalam tentang sifat dan kegunaan gagasan tersebut.Ia mengetahui adanya KB dari berbagai sumber surat kabar ,radio ,TV dan lain-lain.
ü Tertarik (interest )
Individu mulai menaruh perhatian terhadap persoalan KB ,dalam taraf ini individu ingin mengetahui lebih banyak tentang KB dengan sungguh-sungguh keterangan-keterangan atau penjelasan-penjelasan yang diperolehnya dari berbagai sumber
ü Penilaian (Evaluation)
Setelah individu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang KB, ia akan menilai untung ruginya KB bagi dirinya dan keluarganya.
ü Percobaan (Trial)
Dalam tahap ini individu mencoba menjalankan metoda atau cara KB yang diinginkannya.
Hasil dari percobaan ini ada dua kemungkinan:
o Menerima dan melaksanakan KB (adopsi)
o Menolak Keluarga Berencana (KB)
ü Adopsi (Menerima atau Melaksanakan sesuatu yang baru)
o Terus Adopsi
ü Kalau individu terus merasa puas ,baik dari segi alat atau obat pencegah kehamilan maupun dari segi pelayanan petugas KB ,ia akan terus menerima dan melaksanakan KB.
o Kemudian Menolak
ü Kalau individu merasa sudah menerima dan melaksanakan KB kemudian merasa tidak puas ,baik karena obat /akibat pencegah kahamilan yang dipakai maupun akibat pelayanan petugas KB yang mengecewakannya,maka ia menolak yang berarti berhenti menerima dan melaksanakan KB.Keadaan ini bisa kita kenal sebagai” drop out”.

Apabila dalam tahap tahap percobaan (trial) individu merasa tidak puas atau tidak senang ,ia akan menolak KB.
Dalam hal ini petugas KB hendaknya dapat memberikan bimbingan dan pembinaan terus-menerus ,serta tidak merasa kecewa karena individu seperti ini masih mempunyai 2 kemungkinan yaitu sbb:
1 Terus Menolak
Kalau individu tersebut merasa tidak puas dan tidak senang maka ia akan menolak
2 Kemungkinan Menolak
Kalau kemudian ternyata ia merasa puas dan senang ,sesudah mendapat bantuan petugas KB,maka ia akan menerima.

5. KONSELING KELUARGA BERENCANA
a. DEFINISI
· Konseling adalah suatu proses saling membantu kepada yang lain berupa informasi yang sedang i butuhkan sedemikian rpa, sehingga orang lain tersebut memahaminya lalu menerapkan sesuai dengan situasi dan kondisinya
· Konseling merupakan tindak-tanduk dari kegiatan KIE
· Proses yang berjalan dan menyatu dalam semua aspek pelayanan KB
· Melalui konseling pemberian pelayanan membantu klien memilih cara KB yang cocok dan membantunya untuk terus menggunakan cara tersebut dengan benar.
b. TUJUAN
1) Meningkatkan penerimaan. Informasi yang benar, diskusi bebas dengan cara mendengarkan, berbicara dan komunikasi non-verbal meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh klien

2) Menjamin pilihan yg cocok. Menjamin petugas dank lien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan kesehatan dan kondisi klien

3) Menjamin penggunaan yg efektif. Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut

4) Menjamin kelangsungan yang lebih lama. Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut memilih cara tersebut, mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efeksampingya
c. JENIS KONSELING KB
Komponen penting dalam pelayanan KB dibagi 3 tahapan yaitu :
1) Konseling Awal
ü Bertujuan menentukan metode apa yg diambil
ü Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan membentu klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya
ü Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
• Menanyakan langkah yg disukai klien
• Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya

2) Konseling Khusus
ü Memberi kesempatan k/ untuk bertanya ttg cara KB dan membicarakan pengalamannya
ü Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yg diinginkannya
ü Mendapatkan bantuan untuk memilih metoda KB yang cocok dan mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaannya

3) Konseling Tindak Lanjut
ü Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
ü Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat
d. LANGKAH KONSELING
1) GATHER
G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya
H : Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan Ulang)

2) Langkah Konseling KB SATU TUJU
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan kebutuhan klien.
SA : Sapa dan salam
ü Sapa klien secara terbuka dan sopan
ü Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
ü Bangun percaya diri pasien
ü Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
T : Tanya
ü Tanyakan informasi tentang dirinya
ü Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
ü Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraikan
ü Uraikan pada klien mengenai pilihannya
ü Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu
ü Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
ü Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
ü Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
ü Jelaskan bagaimana penggunaannya
ü Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U : Kunjungan Ulang
ü Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
e. Tahapan konseling dalam pelayanan KB
Tahapan Konseling dalam pelayanan KB dapat dirinci dalam tahapan sebagai berikut : KIE Motivasi à Bimbingan à Rujukan à KIP/K à yan. Kontrasepsi à Tindak lanjut
1) KEGIATAN KIE
a. Sumber informasi pertama tentang jenis alat/ metode KB dari petugas lapangan KB
b. Pesan yang disampaikan :
ü Pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga
ü Proses terjadinya kehamilan pada wanita (yang kaitannya dengan cara kerja dan metode kontrasepsi)
ü Jenis alat/metode kontrasepsi, cara pemakaian, cara kerjanya serta lama pemakaian
2) Kegiatan Bimbingan
a. Tindak lanjut dari kegiatan KIE dengan menjaring calon peserta KB
b. Tugas penjaringan : memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi lebih objektif, benar dan jujur sekaligus meneliti apakah calon peserta memenuhi syarat
c. Bila iya à rujuk ke KIP/K
3) Kegiatan Rujukan
a. Rujukan calon peserta KB, utk mendapatkan pelayanan KB
b. Rujukan peserta KB, untuk menindaklanjuti komplikasi
4) Kegiatan KIPK/K (Komunikasi Interpersonal dan Konseling)
Tahapan dalam KIP/K
a. Menjajaki alasan pemilihan alat
b. Menjajaki aa klien sudah mengetahui/ paham ttg alat kontrasepsi tsb
c. Menjajaki klien tahu/tdk alat kontrasepsi lain
d. Bila belum, berikan informasi
e. Beri klien kesempatan untuk mempertimbangkan pilihannya kembali
f. Bantu klien mengambil keputusan
g. Beri klien informasi, apapun pilihannya, klien akan diperiksa kesehatannya
h. Hasil pembicaraan akan dicatat pada lembar konseling

5) Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi
a. Pemeriksaan kesehatan : anamnesis dan Px. Fisik
b. Bila tidak ada kontra indikasi à pelayanan kontrasepsi dapat diberikan
c. Untuk kontrasepsi jangka panjang perlu inform consent

6) Kegiatan Tindak Lanjut
a. Petugas melakukan pemantauan keadaan peserta KB dan diserahkan kembali kepada PLKB

f. INFORMED CONSENT
1) Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarga atas informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien
2) Setiap tindakan medis yang beresiko harus persetujuan tertulisi ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan (klien) dlm keadaan sadar dan sehat

10 Langkah Pedoman PLKB

10 Langkah Pedoman PLKB



Selama lebih dari tiga dasa warsa Program KB Nasional telah memberikan hasil yang menggembirakan, terutama dalam meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya Keluarga Kecil Berkualitas. Keberhasilan pelaksanaan program KB selama ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak terutama Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan (IMP) dan Petugas Lapangan KB (PLKB). Dukungan nyata tersebut mulai dari penggerakan kegiatan, pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan sampai pada pengumpulan data basis melalui pendataan keluarga.

Pada dekade tahun 80-an dan 90-an, PLKB dituntut untuk mengembangkan kemampuan dalam berperan sebagai pengelola program di pedesaan, karena perkembangan program KB menuntut kepedulian dan peran serta tokoh masyarakat dan LSOM yang makin meningkat.

Menanggapi tuntutan tersebut telah dikembangkan pola operasional yang mampu melibatkan sejauh mungkin peran serta masyarakat melalui langkah-langkah kegiatan PLKB/PKB maupun mekanisme lapangan yang didukung komitmen yang tinggi dari tokoh masyarakat dan LSOM di pedesaan. Langkah-langkah kegiatan PLKB/PKB dan pola opeasional ini memberikan hasil yang luar biasa, karena tidak saja mampu menjadikan program KB merupakan kebutuhan masyarakat tetapi sekaligus melibatkan masyarakat dalam pengelolaan program KB.

Memasuki era otonomi daerah pada tahun 2004 terjadi perubahan lingkungan strategis yang sangat mendasar dengan adanya tuntutan globalisasi (demokrasi, keterbukaan dan hak asasi manusia). Kondisi ini menuntut terjadinya perubahan pengelolaan program KB di tingkat Kabupaten/Kota sampai ke tingkat desa.

Karena PLKB/PKB sejak diberlakukannya otonomi daerah telah diserahkan kepada Pemda Kabupaten/Kota dan menjadi pegawai Pemda Kabupaten/Kota.

Perhatian dan dukungan terhadap PLKB/PKB harus tetap tinggi, karena setelah diserahkan ke Pemerintah Kabupaten/Kota terjadi penurunan jumlah PLKB/PKB. Sebelum otonomi daerah jumlah PLKB/PKB tercatat sebanyak 26.000 orang, pada tahun 2005 setelah otonomi daerah jumlah PLKB/PKB turun menjadi 19.500 orang atau turun menjadi 75%. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan, mengingat kelangsungan program KB nasional masih sangat memerlukan keberadaan PLKB/PKB.
Untuk itu dipandang perlu adanya pedoman yang dapat dijadikan acuan dalam rangka mendorong peningkatan kinerja PLKB/PKB dalam melaksanakan tugas-tugas di lapangan.

PLKB Adalah pegawai negeri sipil yang berkedudukan di tingkat Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dan bertugas melaksanakan, mengelola, memberi penyuluhan dan menggerakkan masyarakat dalam program KB ditingkat desa/kelurahan.
Pelaksanaan (10 Langkah PLKB)

1.Pendekatan Tokoh Formal
Menumbuhkan hubungan kerja sama dengan para tokoh formal seperti Camat, Kepala Desa/Lurah, untuk mendapatkan dukungan politis dan dukungan operasional sesuai dengan peran masing-masing.

2.Pendataan dan Pemetaan
Suatu proses kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data yang bertujuan mengetahui wilayah kerja sebagai bahan perencanaan penggarapan kegiatan KB.

3.Pembentukan Kesepakatan Suatu proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai kesepakatan politis dan teknis  penggarapan.

4.Pendekatan Tokoh Informal
Melakukan dan menumbuhkan hubungan kerja dan silaturahmi dengan para tokoh informal baik tokoh masyarakat maupun tokoh agama untuk mendapat dukungan politis dan operasional dalam penggaparan program KB nasional di lapangan.

5.Pemantapan Kesepakatan
Suatu proses untuk memantapkan tokoh formal dan informal agar berperan aktif sesuai dengan hasil kesepakatan dan rencana yang telah diputuskan bersama dalam Rakor KB.

6.KIE Oleh Tokoh Masyarakat
Mempersiapkan tokoh masyarakat dalam rangka menanamkan pengertian dan peningkatan pengetahuan, keterampilan agar mampu melaksanakan program KB nasional sesuai dengan kondisi daerah.

7.Penteladanan/Pembentukan Group Pelopor
Suatu kegiatan menyeleksi dan memotivasi keluarga agar menjadi teladan atau kader dan berperan aktif dalam pengelolaan program KB nasional.

8.Pelayanan KB
Suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan pelayanan teknis kepada sasaran, sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh keluarga, baik yang menyangkut kegiatan PUP. Pendewasaan Usia Perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

9.Pembinaan Keluarga
Pembinaan keluarga melalui kegiatan membimbing, mengarahkan, mengaktifkan serta mengembangkan keluarga dalam melaksanakan fungsi-fungsi keluarga melalui pembinaan kepada tokoh masyarakat dan institusi masyarakat.

10.Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
Kegiatan mencatat, melaporkan dan mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan di setiap wilayah sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.
Pedoman kerja ini merupakan panduan umum bagi PLKB/PKB dalam melaksanakan kegiatan program KB dan program pembangunan lainnya di lini lapangan di era otonomi daerah.
Pedoman kerja ini akan bermanfaat apabila pengguna khususnya para PLKB/PKB dapat menggunakan dan melaksanakan sesuai dengan kondisi wilayah kerjanya dimana kelembagaan pengelola program KB di Kabupaten/Kota berbeda-beda nomenklaturnya.

Tugas & Fungsi PKB\PLKB

Tugas Dan Fungsi PKB\PLKB


  1. 1. TUGAS FUNGSI PLKB/PKB 

  2. 2. Standar Kompetensi 1. Kompetensi Dasar. a. Memahami kedudukan, fungsi PLKB/PKB b. Memahami langkah kerja PLKB/PKB c. Mempraktekan 10 langkah kerja PLKB/PKB Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu mempraktikkan tugas fungsi PLKB/PKB 2. Indikator Keberhasilan,

  3. 3. NO ISTILAH LAMA ISTILAH BARU 1 DIKLAT LDU / LATIHAN DASAR UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DASAR PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA BAGI PENYULUH KELUARGA BERENCANA   2 DIKLAT PENJENJANGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL PENJEJANGAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA TERAMPIL KE AHLI   3 DIKLAT REFRESHING PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PENYEGARAN BAGI PENYULUH KELUARGA BERENCANA/ PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA   4 DIKLAT HONDA / HONOR DAERAH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS KEPENDUDUKAN DAN KB BAGI PETUGAS LAPANGAN KB NON–PNS  

  4. 4. I. KEDUDUKAN Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah Pegawai Negri Sipil ( PNS ) di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkedudukan di Desa/Kelurahan yang bertugas melaksanakan, mengelola, menggerakkan, memberdayakan serta menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KKB bersama institusi masyarakat pedesaan/ perkotaan di tingkat Desa/Kelurahan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) adalah Pegawai Negri Sipil ( PNS ) di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota berkedudukan di Desa/Kelurahan yang bertugas melaksanakan, mengelola, menggerakkan, memberdayakan serta menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KKB bersama institusi masyarakat pedesaan/ perkotaan di tingkat Desa/Kelurahan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah Pegawai Negeri Sipil atau Non pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pejabat yang berwenang dan berkedudukan di tingkat Desa/Kelurahan yang mempunyai tugas, melaksanakan, mengelola, menggerakkan, memberdayakan serta menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KKB bersama institusi masyarakat pedesaan / perkotaan di tingkat Desa/Kelurahan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) adalah Pegawai Negeri Sipil atau Non pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pejabat yang berwenang dan berkedudukan di tingkat Desa/Kelurahan yang mempunyai tugas, melaksanakan, mengelola, menggerakkan, memberdayakan serta menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KKB bersama institusi masyarakat pedesaan / perkotaan di tingkat Desa/Kelurahan

  5. 5. II. PERAN PLKB/PKB 1. Pembantu teknis kepala Desa/lurah dalam pelaksanaan dan pengendalian program KKB-PK 2. Penyebarluasan ide program KKB-PK di tingkat Desa/Kelurahan 3. Penggerak masyarakat Desa/Kelurahan dalam pelaksanaan Program KKB-PK.

  6. 6. III. FUNGSI 1. Fungsi perencanaan 2. Fungsi pengorganisasian 3. Fungsi pelaksanaan/penggerakan 4. Fungsi pembinaan 5. Fungsi pencatatan dan pelaporan 6. Fungsi evaluasi. Dalam menjalankan perannya PLKB/PKB mempunyai fungsi-fungsi :

  7. 7. IV. URAIAN TUGAS PLKB/PKB BERDASARKAN FUNGSI- FUNGSINYA a. Pendataan dan analisa b. Menyusun rencana kegiatan 1. DALAM PERENCANAAN • RK Mingguan • RK Bulanan
  8. 8. a. Pewadahan b. Pembagian tugas. 2. DALAM PENGORGANISASIAN a. Bidang KB 3. DALAM PENGGERAKAN • Melakukan KIE • Memperoleh/mencari peserta KB baru • Pembinaan peserta KB lama • Rakor Desa/Kelurahan

  9. 9. • Penumbuhan/Pembinaan institusi • Membuat laporan • Pemberdayaan dan pelembagaan PUP • Konseling • Pengayoman.

  10. 10. b. Bidang Pembinaan KS • Menumbuhkan, membina, mengembangkan Klp. UPPKS, BKB, BKR, BKL. • Memotivasi, menggali potensi yang ada untuk membantu keluarga pra sejahtera. • Meningkatkan peran Bapak dalam ber KB • Kegiatan lain yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan 8 fungsi keluarga.

  11. 11. 4. DALAM PEMBINAAN a. Pembinaan peserta KB b. Pembinaan terhadap institusi masyarakat c. Pembinaan Kelompok-kelompok kegiatan (BKB dll) d. Pembinaan kesepakatan yang telah dibentuk e. Pembinaan terhadap pencatatan dan pelaporan.

  12. 12. 5. DALAM PENCATATAN DAN PELAPORAN a. Membuat pencatatan dan pelaporan PLKB/PKB sendiri b. Pembinaan pencatan dan pelaporan kegiatan PPKBD, Sub P.PKBD

  13. 13. 6. DALAM EVALUASI a. Evaluasi terhadap INPUT • Dana • Tenaga • Sarana • Metoda b. Evaluasi terhadap proses c. Evaluasi terhadap out put d. Evaluasi terhadap faktor pendukung atau hambatan

  14. 14. V. LOKASI KERJA 1. Di lapangan wilayah kerja 2. Di klinik 3. Di Kantor (Kecamatan/Desa)

  15. 15. 1. TUGAS PLKB/PKB DI LAPANGANa. Pendekatan dengan tokoh formal b. Pendataan dan pemetaan c. Pendekatan tokoh in formal d. Pembentukan KESEPAKATAN e. Penegasan kesepakatan

  16. 16. f. Advokasi KIE g. Pembentukan Grup Pelopor h. Fasilitasi Pelayanan i. Pembinaan j. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi.

  17. 17. Pendekatan Tokoh Formal Pendataan & Pemetaan Pendekatan Tokoh Informal Pembentukan Kesepakatan Pemantapan KesepakatanPembentukan Grup Pelopor Advokasi KIE Fasilitasi Pelayanan Pembinaan Evaluasi, Pencatatan dan Pelaporan PLKB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 LANGKAH PLKB

  18. 18. 2. TUGAS PLKB/PKB DI KLINIK KB a. Mempelajari data peserta KB, IMP b. Menyampaikan kebutuhan prog. KB wilayah garapannya. c. Membantu KIE kepada pengunjung Klinik KB d. Membantu pencatatan pelayanan KB e. Membantu pencatatan pelaporan

  19. 19. f. Mengikuti kegiatan staf meeting g. Menyelenggarakan pencatatan dan pelaporan. Seluruh kegiatan di lapangan, klinik, kantor harus tercatat dalam buku visum kerja PLKB/PKB

  20. 20. BADAN KEPENDUDUKAN & KELUARGA BERENCANA

  21. 21. SIMPULAN • Mekop Lini Lapangan tdk berjalan secara optimal krn keterbatasan SDM, khususnya PLKB • Mekop lini lapangan tdk didukung dg dana operasional yg memadai • Pd wilayah yg memiliki PLKB, tdk semua 10 langkah PLKB dilaksanakan. • Pembinaan & fasilitasi secara berjenjang dr SKPD KB Kab ke lini lapangan tdk berjalan • Secara operasional di sebagian wilayah fungsi PLKB dilaksanakan oleh tenaga lain seperti: PPKBD, PKK, Bidan, Babinsa, Toma, Toga, Todat & kader posyandu.

  22. 22. REKOMENDASI • Bg wilayah yg tdk memiliki PLKB atau jml PLKB sangat terbatas, dpt mengalihkan peran PPKBD (yg memenuhi persyaratan tertentu) menjadi “PLKB” dg legitimasi (surat keputusan) dr pimpinan daerah & didukung dg insentif yg memadai (baik dr APBD maupun APBN). • Perlu dukungan dana operasional yg memadai baik dr APBD Kab./Kota maupun APBN utk mendukung pelaksanaan management MEKOP secara keseluruhan • Perlu penyederhanaan 10 langkah PLKB menjadi 7 langkah • Peningkatan pembinaan & fasilitasi ke lini lapangan secara berjenjang mulai dr kab/kota, Kec, Desa/Kel. & dusun, • Perlu dilakukan Studi OR utk kembangkan model Mekop Program KKB di Era Desentralisasi.

  23. 23. Rapat Koordinasi tingkat desa K E L U A R G A Penyuluhan kader Mini Loka karya Staff meeting KIE oleh TOMA dan Aparat Pelayanan KB Pertemuan Kader RW/RT MEKANISME OPERASIONAL PROGRAM KB DI TINGKAT LINI LAPANGAN (Pedoman) Pelayanan KB DESA/ KEL KECAMATAN Forum Komunikasi Sosial (Poktan KB- KS) Rapat Koordinasi Tk Kecamatan Pelayanan KB

  24. 24. JUSTIFIKASI PERUBAHAN MEKOP PROGRAM KKB LINI LAPANGAN• Staff Meeting -- Pertemuan Konsolidasi Internal. – Keterbatasan PLKB, maka fungsinya digantikan PPKBD yg keberadaannya bukan staff/bawahan dr Ka. UPT/PPLKB. • Mekop selama ini hanya utk penggarapan program KB, belum komprehensif (Program Kependudukan, Keluarga Berencana & Keluarga Sejahtera). • Pada wily Kec maupun Desa/Kel blm ada Tim Operasional Program (TOP) sbg Pengendali/Pembina • Gedung Balai Penyuluhan di Tkt Kec. blm difungsikan penuh sbg Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)/ sbg senter seluruh pelayanan Program KKB tkt Kec.

  25. 25. USULAN MEKANISME OPERASIONAL PROGRAM KKB LINI LAPANGAN RAKOR KKB TK KEC YAN KB TK KEC DI PUSKESMAS RAKOR KKB TK DES/KEL YAN KB TK DES DI POSKESDES PERT KONSOLIDASI INTERNAL TOP KKB TK DES/KEL PELY KS (POKTAN &/ TRIBINA) KELUARGA PERT LENGKAP PLKB, IMP, & POKTAN TOP KKB TK KEC KIE OLEH KADER POS YANDU LOKMIN BP/PPKS PPLKB/KA UPT KB PKB/PLKB PPKBD PPKBD

  26. 26. PERUBAHAN/PENYEDERHANAA N LANGKAH KERJA PLKB 1. Pendekatan Tokoh Masyarakat (Formal & Informal) 2. Pendataan & Pemetaan 3. Pembentukan Kesepakatan 4. Advokasi & KIE KKB 5. Fasilitasi Pelayanan KB-KS 6. Pembinaan 7. Pengendalian, Pencatatan & Pelaporan 1. Pendekatan Tokoh Formal 2. Pendataan dan Pemetaan 3. Pendekatan Tokoh Informal 4. Pembentukan Kesepakatan 5. Penegasan Kesepakatan 6. Advokasi dan KIE 7. Pembentukan Group Pelopor 8. Fasilitasi Pelayanan KB-KS 9. Pembinaan 10. Pengendalian, Pencatatan & Pelaporan

  27. 27. Selamat Bertugas Para PKB\PLKB Se-Indonesia !!!

Senin, 03 Juni 2013

Kau Selalu Meminta Terus Kutemani

Lelahmu...
Jadi lelahku juga...
Bahagiamu...
Bahagiaku pasti...
Berbagi...takdir kita selalu...
Kecuali tiap kau jatuh hati...
Kali ini,,hampir habis dayaku...membuktikkan padamu...
Arah cinta yang nyata...setia hadir setiap hari...
Tak tega,biarkan kau sendiri...meski sering kali...kau malah asyik sendiri...
Karna kau tak lihat...
Terkadang Malaikat tak bersyap tak cemerlang tak rupawan...
Namun kasih ini silahkan kau adu...
Malaikat juga tahu...siapa yang jadi juaranya...
 

Hampamu...
Takkan hilang semalam...
Oleh pacar impian...tetapi kesempatan untukku...
Yang mungkin taq sempurna,,,tapi siap untuk diuji...cintakulah yang sejati...

Kau slalu meminta...terus kutemani...
Engkau slalu bercanda...
Andai wajahku diganti ku akan pergi...
Karna tak sanggup sendiri...


Tersenyumlah dan jangan lelah tuk mengiringi kisah hidupku...
Karna  perbedaan dunia kita kini telah nyata berbeda...
Kau yang sangat kusayang...karna kau tak pernah manja...
Anggun pribadimu...tenang pembawaanmu...
Kepadamulah ku bermanja...bercanda ria..
Hanya kau teman dalam duka...
kupandang potretmu setiap ku merindui sosokmu..
Good By IMU...INU...ILU...

Minggu, 02 Juni 2013

15 Juli 1990 "Melupakan-Mu Butuh Waktu Seumur Hidup" 12 Februari 2013

Baru sebentar rasanya perjalanan waktu kita.
Kadang aku berlari terlalu cepat, dan tinggalkan kalian dibelakang.
Ataupun kadang aku yang ingin berjalan sendiri,
menanggalkan penat dan meninggalkanmu bersama permata kita.
Toh kamupun mengejarku dan akupun berhenti.
Kita sama-sama berputar arah,
mencari jalan yang lebih indah.
Menemukan arah dengan segenap cinta.
Kita sama-sama mencari pintu kebahagiaan,
yang kuncinya tersimpan didadamu,
yang kuncinya tersimpan dihatiku,
yang kuncinya tersimpan dibenak kita berdua.
Kita sama-sama sakit...kadang.
Tapi kita selalu membawa senyuman,
untuk mengobatinya.
Kita sama-sama luka...kadang.
Tapi kita punya cinta dan sayang untuk mengatasinya.

Itu dulu, sekarang tinggallah ku seorang diri tanpamu 


Tugasmu Sudah Selesai Di Dunia
Melupakan-Mu Butuh Waktu Seumur Hidup

Keajaiban Setelah MENANGIS

Siapa bilang menangis tak ada gunanya? Kelamaan menangis memang bisa bikin mata merah dan bengkak. Tapi jangan salah, menangis dan mengeluarkan air mata ternyata bisa jadi obat ajaib yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Apa saja?

Dikutip dari Beliefnet, ini dia keajaiban yang bisa Anda dapatkan setelah menangis dan berair mata.

1. Membantu penglihatan
Air mata ternyata membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya mata itu sendiri. Cairan yang keluar dari mata dapat mencegah dehidrasi pada membran mata yang bisa membuat penglihatan menjadi kabur.

2. Membunuh bakteri
Tak perlu obat tetes mata, cukup air mata yang berfungsi sebagai antibakteri alami. Di dalam air mata terkandung cairan yang disebut dengan lisozom yang dapat membunuh sekitar 90-95 persen bakteri-bakteri yang tertinggal dari keyboard komputer, pegangan tangga, bersin dan tempat-tempat yang mengandung bakteri, hanya dalam 5 menit.

3. Meningkatkan mood
Seseorang yang menangis bisa menurunkan level depresi karena dengan menangis, mood seseorang akan terangkat kembali. Air mata yang dihasilkan dari tipe menangis karena emosi mengandung 24 persen protein albumin yang berguna dalam meregulasi sistem metabolisme tubuh dibanding air mata yang dihasilkan dari iritasi mata.

4. Mengeluarkan racun
Seorang ahli biokimia, William Frey telah melakukan beberapa studi tentang air mata dan menemukan bahwa air mata yang keluar dari hasil menangis karena emosional ternyata mengandung racun.
Tapi jangan salah, keluarnya air mata yang beracun itu menandakan bahwa ia membawa racun dari dalam tubuh dan mengeluarkannya lewat mata.

5. Mengurangi stres
Bagaimana menangis bisa mengurangi stres? Air mata ternyata juga mengeluarkan hormon stres yang terdapat dalam tubuh yaitu endorphin leucine-enkaphalin dan prolactin.
Selain menurunkan level stres, air mata juga membantu melawan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh stres seperti tekanan darah tinggi.

*Bayi aja ketika lahir pasti menangis...jadi jangan takut dan malu kalo ingin menangis..ga dosa kok ..Semoga bermanfaat.


♥ Legenda Wanita Yang Tercipta Dari Tulang Rusuk Pria ♥

Seorang bijak pernah berkata...

"Wanita selalu akan mengembalikan yang lebih untuk pria"

Jika kamu memberinya rumah, maka ia akan memberimu kehangatan dalam rumahmu.

Jika kamu memberinya beras, ia akan menanak nasi untukmu.

Jika kamu memberinya CINTA, ia akan memberimu pengabdian seumur hidupnya.

Tapi jika kau memberinya hinaan, ia akan memberimu doa dalam air mata kepedihannya, dan itu berarti siapkan dirimu untuk berjuta KEMALANGAN !!

Jika kemarin kamu berdoa dan yakin bahwa dialah wanita yg sudah terpilih untukmu, maka terimalah dia bukan hanya sebagai wanita yang sempurna, tetapi terima lah dia dengan Cara Yang Sempurna, dan sebagai wanita yang terbaik.

Bukanlah dia yang tidak pernah berbuat salah, tapi dia yang selalu berkata maaf untuk setiap kesalahannya, dan ia yang punya sejuta maaf untuk kesalahanmu.

Ia yang mau menerima masa lalu mu dan siap merancangkan masa depannya bersamamu serta menyerahkan kehidupannya padamu.

Ia yang selalu cemas dan hilang akal ketika kamu tak memberinya kabar.

Jika dulu sifat manjanya membuatmu tertawa lucu..
Cemburunya berarti dia sayang padamu..
Air matanya bisa menyayat hatimu..

Tapi sekarang semuanya itu jadi alasan kamu melepaskannya...

Maka Merenunglah Sejenak ! Mengapa dalam berbagai legenda bahwa wanita itu tercipta dari tulang rusuk pria, bukan dari tulang kepala ??
Karena wanita bukan untuk memimpin pria, Dan juga bukan dari tulang kaki pria,
Karena wanita juga bukan alas kaki pria.

Wanita tercipta dari tulang rusuk pria karena dekat dengan hati, agar wanita menjadi pendamping, penjaga hati. Dekat dengan hati karena untuk disayangi.

Wanita akan terlelap dalam dekapan pria.
Karena wanita tahu dari sana dia berasal.

Maka dari itu kenali dan sayangi "TULANG RUSUKMU"